HUBUNGAN KEBIASAAN PENGGUNAAN ANTI NYAMUK BAKAR DAN KONDISI LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL TERHADAP TINGKAT KEJADIAN ISPA PADA ANAK DI WILAYAH KELURAHAN KAWATUNA

Abstract

Latar Belakang : Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan penyakit yang menyerang saluran pernafasan atas maupun bawah dengan cara penularannya melalui hidung kemudian menuju alveolus. ISPA pada anak disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya penggunaan anti  nyamuk bakar dan kondisi lingkungan tempat dapat mempengaruhi kejadian ISPA pada anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan faktor lingkungan dan kebiasaan menggunakanobat nyamuk dengan kejadian ispa

Metode : jenis penelitian kuantitatif menggunakan analitik deskriptif dengan pendekatan Cross sectional. Populasi pada penelitian ini yaitu anak yang terkena ISPA di kawasan Kelurahan kawatuna pada tiga bulan terakhir yaitu pada bulan Maret, April dan Mei sebanyak 149 orang. Dengan pengambilan sampel Purposive sampling.

Hasil Penelitian : Hasil penelitian dari 60 responden menunjukan bahwa Ada hubungan penggunaan Anti nyamuk bakar terhadap tingkat kejadian ISPA di Kelurahan kawatuna dengan nilai statistik chi-square diperoleh p-value = 0,024 dan Ada hubungan kondisi lingkungan tempat tinggal terhadap tingkat kejadian ISPA di Kelurahan kawatuna dengan nilai statistik chi-square diperoleh p-value = 0,000. Ini berarti secara statistik ada hubungan bermakna antara kebiasaan penggunaan anti nyamuk bakar dan kondisi lingkungan tempat tinggal terhadap tingkat kejadian ISPA pada anak.

Kesimpulan : ada hubungan antara kebiasaan penggunaan anti nyamuk bakar dan kondisi lingkungan tempat tinggal terhadap Tingkat kejadian ISPA pada anak di wilayah kelurahan kawatuna.

Saran : Bagi masyarakat diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang menjaga lingkungan tempat tinggal tetap baik dan lebih bijak dalam menggunakan anti nyamuk bakar agar tidak terjadi ISPA