Fenomena Joget THR 2025
Eksplorasi Budaya Populer dan Respon Keagamaan melalui Lensa Alfred Schutz
DOI:
https://doi.org/10.33503/maharsi.v7i2.1638Keywords:
Joget THR, Fenomenologi, Alfred Schutz, AgamaAbstract
Fenomena viral “Joget THR 2025” di TikTok saat Idul Fitri memunculkan diskursus sosial dan keagamaan yang menarik untuk dikaji secara akademik. Joget ini bukan sekadar hiburan, tetapi merepresentasikan pertemuan antara budaya populer, ekspresi individual, dan respons keagamaan dalam masyarakat digital Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk memahami makna di balik tren tersebut dengan pendekatan fenomenologi Alfred Schutz, merefleksikan nilai budaya yang terkandung, serta menelaah respons agama yang muncul terhadap fenomena tersebut.
Metode yang digunakan adalah studi kepustakaan dengan data primer berupa konten video TikTok terkait, dan data sekunder dari literatur tentang fenomenologi, budaya populer, dan respons keagamaan. Analisis dilakukan secara deskriptif-analitik menggunakan konsep because motive dan in order to motive dari Alfred Schutz, untuk memahami makna subjektif di balik tindakan para pelaku joget. Hasil penelitian menunjukkan bahwa joget THR merupakan bentuk tindakan sosial yang tidak lahir begitu saja, tetapi dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu seperti tradisi lebaran, kebiasaan di media sosial, dan dorongan untuk tampil. Tujuan para pelaku pun beragam, mulai dari mencari perhatian, mendapatkan THR, hingga membangun eksistensi digital. Respons masyarakat pun tidak seragam ada yang melihatnya sebagai hiburan yang menyenangkan, namun tak sedikit yang menanggapinya dengan nada kritis, bahkan menuduh sebagai bentuk peniruan budaya asing. Fenomena ini mencerminkan bagaimana budaya dan agama berinteraksi dalam ruang digital yang semakin kompleks.







