Eksistensi Tradisi Selapan Bagi Bayi Baru Lahir di Desa Dukuhsari Sukorejo Pasuruan

Authors

  • Miladia Mukrimmah Universitas Insan Budi Utomo, Indonesia
  • Winin Maulidya Saffanah Universitas Insan Budi Utomo, Indonesia
  • Faizah Ulumi Firdausi Universitas Insan Budi Utomo, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.33503/maharsi.v6i3.643

Keywords:

Eksistensi, Tradisi Selapan, Bayi Baru Lahir

Abstract

Tradisi selapan merupakan suatu tradisi atau adat atau dikenal dengan sebutan selamatan yang dilakukan Ketika bayi berumur 35-40 hari. Tradisi ini dilakukan dengan tujuan agar si bayi dijauhkan dari mara bahaya, menjadi anak soleh dan solehah dan sebagai bentuk rasa syukur orang tua kepada Allah. Di Desa Dukuhsari tradisi atau selamatan ini masih terus dilakukan dan dijalankan oleh semua masyarakatnya. Tradisi selapan di Desa Dukuhsari dilakukan dengan berbagai macam tradisi upacara yaitu dengan pembacaan maulid diba’, upacara potong rambut dan kuku, upacara mandi kembang, upacara lingkah menyan, dan disertai dengan barbagai macam hidangan untuk para tamu undangan. Eksistenasi tradisi selapan di Desa Dukuhsari merupakan peneliatian kuantitatif berdasarkan pengamatan peneliti dengan menggunakan teknik observasi dan wawancara terhadap Sebagian masyarakat dari berbagai upacara tradisi selapan yang ada di Desa Dukuhsari tidak semua masyarakat melakukannya, ada yang melakukan beberapa upacara saja dan ada juga yang melakukan semua upacara yang ada. Hal ini dikarenakan seiring perubahan zaman yang ada dari yang dulunya percaya akan kepercayaan dinamisme dan animisme dan sekarang semakin memudar

 

Downloads

Published

2024-12-31

How to Cite

Miladia Mukrimmah, Winin Maulidya Saffanah, & Faizah Ulumi Firdausi. (2024). Eksistensi Tradisi Selapan Bagi Bayi Baru Lahir di Desa Dukuhsari Sukorejo Pasuruan. Maharsi: Jurnal Pendidikan Sejarah Dan Sosiologi, 6(3), 178–186. https://doi.org/10.33503/maharsi.v6i3.643

Citation Check